Jaha: Wangi Pulut Bakar Khas Sulawesi Tengah yang Menggoda Selera! 🍚🔥
"Menyelami Rasa, Menjelajahi Nusantara" Indonesia tak hanya kaya budaya dan alam, tapi juga menyimpan kekayaan rasa dari Sabang hingga Merauke. Setiap daerah punya cita rasa unik yang sarat makna dan tradisi. Melalui blog ini, kita akan menjelajah kuliner Nusantara—dari sajian legendaris hingga masakan rumahan yang memikat. Bersiaplah untuk petualangan rasa yang membawa kita pulang ke akar Indonesia.
![]() |
| PEMPEK PALEMBANG |
Pempek Palembang pernah ditolak jadi warisan budaya Indonesia karena dianggap ‘terlalu biasa’. Tapi lihatlah sekarang: ia jadi primadona kuliner Nusantara, bahkan diekspor ke Jepang dan Arab Saudi!
Inilah kekuatan kuliner yang lahir dari keterpaksaan kreatif—saat nelayan Palembang harus mengolah ikan sungai yang melimpah dengan bahan seadanya. Dari situ, terciptalah hidangan yang kini jadi kebanggaan bangsa. Mari kupas rahasianya: kenapa pempek bisa memikat lidah dunia?"
📜 SEJARAH SINGKAT
Di tepian Sungai Musi yang subur, masyarakat Sriwijaya telah mengolah sagu dan ikan belida menjadi makanan awet bernama kelesan. Prasasti Talang Tuo (684 M) menyebutkan "lemang sagu" dan "ikan asap" sebagai persembahan ritual. Arkeolog menemukan bukti konkret di Situs Karanganyar: gerabah berusia 1.300 tahun dengan residu sagu dan tulang ikan. Kelesan kala itu dibungkus daun pisang, dipanggang, dan menjadi bekal pelaut Sriwijaya yang berlayar hingga ke Madagaskar.
Ketika Kesultanan Palembang Darussalam membuka pintu bagi pedagang Tionghoa, terjadilah akulturasi kuliner. Imigran dari Fujian membawa teknik membuat fish cake (bakso ikan), tetapi mengganti tepung terigu dengan sagu—bahan lokal yang melimpah. Adonan ikan-sagu ini dipadatkan dengan cara ditekel (ditekan) dalam cetakan kayu, sehingga disebut kelesan (dari kata tekél). Kelesan dihidangkan di Rumah Limas bangsawan Melayu dengan kuah asam sederhana dari air asam jawa dan cabai.
Tahun 1916, seorang pedagang Tionghoa bernama Tan A Pek menjajakan kelesan keliling kampung. Dengan suara khas "pek… pek…!" dari pukulan kayu, ia menarik perhatian pembeli. Anak-anak setempat memanggilnya "Pek, minta empek-empek!". Sebutan empek-empek pun melekat, menggantikan nama kelesan. Catatan koran Belanda De Sumatra Post (1925) menyebutnya "kue ikan China seharga 3 sen" yang laris di kalangan buruh pelabuhan.
Ikan belida, bahan utama pempek, nyaris punah akibat polusi Sungai Musi. Nelayan beralih ke ikan gabus (berbau lumpur) lalu ikan tenggiri (lebih gurih). Di tahun 1952, kreativitas Ibu Moni dari Pasar 16 Ilir melahirkan pempek kapal selam—diisi telur ayam, terinspirasi kapal selam Belanda di Pelabuhan Boom Baru. Kuah cuko pun berevolusi: dari air asam jawa, menjadi campuran gula aren, ebi, dan cabe rawit.
Pada 2015, Kemdikbud menetapkan pempek sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia. Kini, pempek tak hanya dijajakan di gerobak kayu, tetapi juga:
➡️ Diekspor ke Jepang dalam kemasan vakum.
➡️ Dijual di restoran mewah dengan varian fusion seperti pempek keju dan pempek pizza.
➡️ Menjadi objek penelitian LAPAN sebagai makanan astronaut (2017).
1. Pempek Candy – Legenda sejak 1960
📍Lokasi: Jl. Jend. Sudirman No. 117, Palembang
Spesialisasi:
- Pempek Kapal Selam Jumbo: Ukuran 2x lebih besar dari biasa, berisi telur puyuh 3 butir.
- Cuko Kental Rasa Nanas: Kuah khas dengan tambahan parutan nanas untuk rasa asam alami.
Fakta Unik:
- Dijuluki "Pempek Presiden" karena pernah dikirim ke Istana untuk jamuan tamu negara.
- Proses pembuatan masih menggunakan kayu bakar untuk merebus adonan.
- Harga: Rp15.000–Rp35.000/porsi.
2. Pempek Noni – Inovator Pempek Kekinian
📍Lokasi: Jl. Demang Lebar Daun No. 22, Palembang
Menu Hits:
- Pempek Keju Mozarella: Isian keju lumer dengan saus mayo pedas.
- Pempek Kulit Crispy: Kulit ikan tenggiri digoreng kering, disajikan dengan sambal matah.
- Cuko Mangga Muda: Varian kuah asam segar dengan potongan mangga.
Keunggulan:
- Konsep resto modern dengan live cooking station.
- Cocok untuk anak muda yang suka foto makanan instagramable.
- Harga: Rp20.000–Rp50.000/porsi.
3. Pempek Pak Raden – Nostalgia Rasa Tahun 80-an
📍Lokasi: Pasar 16 Ilir, Lorong 5, Palembang
Ciri Khas:
- Pempek Lenjer Tradisional: Dibungkus daun pisang, dijamin tanpa pengawet.
- Cuko Hitam: Kuah pekat dari gula aren kualitas premium dan ebi sangrai.
Atmosfer:
- Warung sederhana di tengah pasar tradisional, lengkap dengan meja kayu dan piring beling.
- Buka 24 jam – jadi tempat favorit ngemil setelah pulang klub malam.
- Harga: Rp10.000–Rp25.000/porsi.
Resep Pempek Palembang "Viral" ala Food Vlogger
(Disesuaikan dari ulasan Devina Hermawan, Arnold Poernomo, & Chef Deny Gumilang)
Bahan Pempek (Tekstur Super Kenyal)
Bahan Cuko "Pedas Manclok"
Cara Membuat (Dengan Tips Viral):
1. Proses Ikan ala Chef Arnold
2. Uleni Pakai Teknik "Kaki" (Rahasia Vlogger Thailand)
3. Bentuk & Rebus ala Chef Deny
Kapal Selam Viral:
4. Cuko ala Devina Hermawan
Enak tuh kykny jadi ngiler 🤤
BalasHapusmakanan kesukaan saya
BalasHapus